27.1 C
Banda Aceh

Anugerah Budaya Diberikan Kepada Mereka yang Punya Dedikasi

BANDA ACEH | CBNPost – Pemberian anugerah budaya tidak dilakukan sembarangan, tapi telah melalui serangkaian proses panjang, mulai dari tahapan rapat persiapan, pendaftaran, penilaian, hingga verifikasi calon penerima anugerah. Begitu pula dengan calon penerima untuk setiap kategori, tidak diperoleh secara instan, tapi buah dari dedikasi berpuluh tahun lamanya.

Hal itu disampaikan Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haytar, dalam petuah budayanya yang disampaikan oleh Sulaiman Abda selaku Tuha Peut Wali Nanggroe.

Ia menegaskan, dibanding apa yang telah diabdikan oleh masing-masing calon penerima, anugerah ini tentunya tidak dapat dibanding-bandingkan. Namun inilah salah satu bentuk nyata dalam menghargai dan mengapresiasi setinggi-tingginya, jasa besar para penjaga warisan indatu di bumi Serambi Mekah.

Baca Juga: Bank Aceh Komit Dukung Pelestarian Budaya Aceh

Pemberian gelar, khususnya di bidang kebudayaan, sangat penting karena budaya merupakan identitas suatu bangsa. Khususnya bagi Bangsa Aceh, menjaga warisan budaya, sama artinya dengan menegakkan agama.

“Karena kebudayaan Aceh selalu berlandaskan pada pondasi dimensi Islami. Sehingga dalam filosofi hidup orang Aceh, muncul sebuah hadih maja, Hukom ngen adat, lage zat ngen sifuet. Dimensi tersebut telah membentuk pola hukum dan kebudayaan dalam masyarakat Aceh sehingga ‘Adat han jeut barangkahoe takong, hukom han jeut barangkahoe takieh,” katanya.

Selain itu, anugerah budaya juga sebagai bukti indikator natural, bahwa orang Aceh menjaga adat dan kebudayaannya dengan benteng agama. Ia berharap, agar apa yang telah didedikasikan selama ini, dapat terus ditingkatkan, serta mampu melahir generasi baru, yang dididik menjadi penjaga, dan pelestari khazanah kebudayaan Aceh. “Lembaga Wali Nanggroe siap mendukung segala bentuk upaya untuk mewujudkan hal tersebut,” pungkasnya.[]

Artikel Terkait

Artikel Terbaru